Polly po-cket

jowo.wapka.mobi
Untuk pertama kalinya
kata Indonesia muncul di
dunia dengan tercetak
pada halaman 254 dalam
tulisan Logan: Mr. Earl
suggests the
ethnographical term
Indunesian, but rejects it
in favour of
Malayunesian. I prefer the
purely geographical term
Indonesia, which is merely
a shorter synonym for
the Indian Islands or the
Indian Archipelago. Ketika
mengusulkan nama
"Indonesia" agaknya
Logan tidak menyadari
bahwa di kemudian hari
nama itu akan menjadi
nama bangsa dan negara
yang jumlah
penduduknya peringkat
keempat terbesar di
muka bumi! \ /
Sejak saat itu Logan
secara konsisten
menggunakan nama
"Indonesia" dalam tulisan-
tulisan ilmiahnya, dan
lambat laun pemakaian
istilah ini menyebar di
kalangan para ilmuwan
bidang etnologi dan
geografi. Pada tahun
1884 guru besar etnologi
di Universitas Berlin yang
bernama Adolf Bastian
(1826-1905) menerbitkan
buku Indonesien oder die
Inseln des Malayischen
Archipel sebanyak lima
volume, yang memuat
hasil penelitiannya ketika
mengembara ke tanah air
kita tahun 1864 sampai
1880. Buku Bastian inilah
yang memopulerkan
istilah "Indonesia" di
kalangan sarjana
Belanda, sehingga sempat
timbul anggapan bahwa
istilah "Indonesia" itu
ciptaan Bastian. Pendapat
yang tidak benar itu,
antara lain tercantum
dalam Encyclopedie van
Nederlandsch-Indie tahun
1918. Padahal Bastian
mengambil istilah
"Indonesia" itu dari
tulisan-tulisan Logan.
Putra ibu pertiwi yang
mula-mula menggunakan
istilah "Indonesia" adalah
Suwardi Suryaningrat (Ki
Hajar Dewantara). Ketika
di buang ke negeri
Belanda tahun 1913
beliau mendirikan sebuah
biro pers dengan nama
Indonesische Pers-
bureau.
Pada dasawarsa 1920-an,
nama "Indonesia" yang
merupakan istilah ilmiah
dalam etnologi dan
geografi itu diambil alih
oleh tokoh-tokoh
pergerakan
kemerdekaan tanah air
kita, sehingga nama
"Indonesia" akhirnya
memiliki makna politis,
yaitu identitas suatu
bangsa yang
memperjuangkan
kemerdekaan! Akibatnya
pemerintah Belanda mulai
curiga dan waspada
terhadap pemakaian kata
ciptaan Logan itu.
Bung Hatta menegaskan
dalam tulisannya, "Negara
Indonesia Merdeka yang
akan datang (de
toekomstige vrije
Indonesische staat)
mustahil disebut "Hindia
Belanda". Juga tidak
"Hindia" saja, sebab dapat
menimbulkan kekeliruan
dengan India yang asli.
Bagi kami nama Indonesia
menyatakan suatu tujuan
politik (een politiek doel),
karena melambangkan
dan mencita-citakan
suatu tanah air di masa
depan, dan untuk
mewujudkannya tiap
orang Indonesia
(Indonesier) akan
berusaha dengan segala
tenaga dan
kemampuannya."
Sementara itu, di tanah
air Dr. Sutomo mendirikan
Indonesische Studie Club
pada tahun 1924. Tahun
itu juga Perserikatan
Komunis Hindia berganti
nama menjadi Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Lalu pada tahun 1925
Jong Islamieten Bond
membentuk kepanduan
Nationaal Indonesische
Padvinderij (Natipij).
Itulah tiga organisasi di
tanah air yang mula-mula
menggunakan nama
"Indonesia". Akhirnya
nama "Indonesia"
dinobatkan sebagai nama
tanah air, bangsa dan
bahasa kita pada
Kerapatan Pemoeda-
Pemoedi Indonesia
tanggal 28 Oktober 1928,
yang kini kita sebut
Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939
tiga orang anggota
Volksraad (Dewan
Rakyat; DPR zaman
Belanda), Muhammad
Husni Thamrin, Wiwoho
Purbohadidjojo, dan
Sutardjo
Kartohadikusumo,
mengajukan mosi kepada
Pemerintah Belanda agar
nama "Indonesia"
diresmikan sebagai
pengganti nama
"Nederlandsch-Indie".
Tetapi Belanda keras
kepala sehingga mosi ini
ditolak mentah-mentah. :-
L
Maka kehendak Allah pun
berlaku. Dengan jatuhnya
tanah air kita ke tangan
Jepang pada tanggal 8
Maret 1942, lenyaplah
nama "Hindia Belanda"
untuk selama-lamanya.
Lalu pada tanggal 17
Agustus 1945, atas
berkat rahmat Allah Yang
Mahakuasa, lahirlah
Republik Indonesia.