Teya Salat

jowo.wapka.mobi
Kalau kamu lagi nonton
film-film yang ada tukang
sihirnya, coba deh
perhatiin topi si tukang
sihir.
Pada umumnya topinya
agak panjang dan ujung
topinya meruncing tajem.
Ini berbeda dengan topi
tukang sulap, yang juga
agak tinggi, tapi ujung
topinya enggak
meruncing. Iya kan? Tau
enggak kenapa begitu?
Pertama-tama, kita harus
perhatikan bahwa ada
bedanya antara tukang
sihir yang baik dan yang
jahat. Kalau tukang sihir
yang baik, bajunya
biasanya dalam warna
yang terang, topinya
meruncing bagus, enggak
bengkok dan penampilan
si tukang sihir itu sendiri
pun biasanya kelihatan
rapih.
Kalau tukang sihir yang
jahat, bajunya biasanya
warnanya hitam, topinya
meruncing, tapi biasanya
bengkok atau ketekuk di
tengah atau di dekat
pucuk topinya dan
penampilan si tukang sihir
itu sendiri pun biasanya
kelihatan kotor kayak
enggak pernah mandi.
Yang jelas, tukang sihir
baik atau jahat kedua-
duanya topinya
meruncing, iya kan?
Kenapa topi tukang sihir
meruncing? Begini
ceritanya:
TOPI
Baik di dunia Barat
maupun di dunia Timur,
bagian ubun-ubun kepala
manusia dianggap sangat
penting untuk sesuatu
yang berhubungan
dengan dunia paranormal.
Contoh:
- Di dunia yoga ini
tempatnya cakra 1000
bunga
- Di dunia tai chi ini
tempatnya pei hui
- Di dunia barat, kalau
orang Kristiani
dipermandikan, yang
diguyur adalah bagian
ubun-ubun ini
Dengan kata lain, bagian
sekitar ubun-ubun adalah
pintu masuk/keluarnya
kekuatan supra natural.
Karena itu, tukang sihir
pun melindungi bagian
kepala tersebut dengan
topi.
RUNCING
Runcing, karena pada
zaman dulu para tukang
sihir beranggapan bahwa
ujung runcing akan
menjadi pusat
berkumpulnya energi. Bila
energi ini sudah
terkumpul cukup banyak,
maka akan terjadi
lompatan energi dari
ujung runcing tersebut.
Tujuan dari para tukang
sihir adalah agar mereka,
setelah energinya keluar
dari ubun-ubun,
terperangkap ngumpul di
bawah topi, terus
tersalurkan ke atas ke
arah ujung runcing yang
kemudian diharapkan bisa
membuat lompatan
energi yang akan
membuat hubungan
singkat (kortsluiting)
antara energi bumi/
mortal dan energi
kosmos/immortal/gaib.
Diharapkan,
dengan
terjadinya kortsluiting ini
maka si tukang sihir akan
mampu menggunakan
kekuatan kosmos untuk
kebutuhan sihir-
menyihirnya.
TOPI LURUS atau BENGKOK
Karena tukang sihir yang
baik pada umumnya
menggunakan energi
untuk tujuan
penyembuhan dan
penyempurnaan, maka
energi yang dibutuhkan
tidak perlu mengalir keras,
melainkan yang penting
energi mengalir dengan
kontinu namun lembut.
Karena itu, topi yang
mengurung energi di atas
kepalanya dibuat lurus
agar tidak ada hambatan
energi. Bayangkan kalau
kamu punya selang untuk
nyiram kebun, kalau
enggak ditekuk, kan
mengalirnya deras namun
lembut, iya kan?
Sebaliknya, karena tukang
sihir yang jahat pada
umumnya menggunakan
energi untuk tujuan
menyerang dan
penghancuran, maka
energi yang dibutuhkan
harus mengalir keras dan
dahsyat.
Ibarat selang untuk
menyiram kebun tadi,
kalau ditekuk kan
alirannya jadi tiba-tiba
bertekanan tinggi. Karena
itu, topi si tukang sihir
pun ditekuk sedikit, yaitu
untuk membuat suatu
tempat konsentrasi energi
bertekanan tinggi.
WARNA HITAM atau PUTIH
Warna hitam bukan
melambangkan “jahat”
dan warna putih
melambangkan “baik”.
Tapi hitam adalah
“menyerap” dan
“putih” adalah
memantulkan. Karena
tukang sihir yang jahat
sifatnya adalah selalu
ingin menguasai dan
mengambil, alias
menyerap, karena itu
mereka memakai warna
hitam. Sebaliknya karena
tukang sihir yang baik
sifatnya selalu penuh cinta
kasih dan ingin selalu
menolong, se-olah-olah
memantulkannya kepada
orang lain selain dirinya,
maka mereka pakai warna
putih.
Alasan lain adalah karena
tukang sihir yang jahat
mengandalkan ilmunya
atas pengaruh bulan, alias
hidup di malam hari, yang
diwakili oleh warna hitam.
Sebaliknya, tukang sihir
yang baik mengandalkan
ilmunya atas pengaruh
matahari, alias hidup di
pagi/siang hari, yang
diwakili oleh warna putih
atau warna cerah lainnya.
TOPI TUKANG SULAP
Lho, kok topi tukang sulap
enggak runcing? Alasan
pertama adalah karena
pengaruh budaya Eropa.
Pada zaman waktu sulap
mulai populer di daratan
Eropa, busana pria pada
saat itu adalah ber-topi
tinggi (seperti topi tukang
sulap yang kamu tau),
berjas panjang (jas
“jangkrik” seperti jas
tukang sulap yang kamu
tau) dan berjalan dengan
tongkat mewah
(modelnya kayak yang
kita suka pakai untuk
“dancing cane”).
Pesulap yang pengen
dibayar mahal harus
ngikutin trend orang
perlente pada saat itu,
sebab kalau enggak
mereka enggak akan
dianggap layak untuk
masuk ke gedung mewah
tempat tinggal orang-
orang kaya/bangsawan
pada saat itu. Akibatnya
mereka enggak bakal
disewa untuk maen sulap
di rumah gedongan.
Alasan berikutnya adalah
karena sulap bukanlah
sihir. Jadi teori energi si
tukang sihir yang kita ulas
di atas tadi jadi enggak
ada artinya. Karena si
tukang sulap enggak bisa
nyihir, maka kan dia musti
nge-trik. Nah, topi yang
tinggi ini cocok banget
untuk ngumpetin
peralatan dan/atau
“load” yang dia
butuhin untuk sulapan.
Salah satu “load” yang
beken dan jadi lambang
tukang sulap adalah
kelinci.
Kenapa kelinci? Enggak
ada alasan khusus sih, tapi
pada zaman itu kelinci
adalah salah satu sumber
santapan daging,
sehingga sangat
diminatin. Lagi pula,
kelinci punya sifat kalau
ditempat gelap dia
ngedekem diem, tapi
kalau liat sinar dia jadi
aktip.
Nah, ini kan pas banget
untuk sulapan. Kalau si
kelinci lagi diumpetin
dalam topi, kan gelap tuh,
maka si kelinci ngedekem
diem aja. Tapi begitu dia
ditarik keluar, maka dia
langsung aktip lompat
sana-sini.
Dengan kata lain,
sebetulnya antara topi
tukang sulap dan topi
tukang sihir sih enggak
ada hubungannya. Topi
tukang sulap lebih
berdasarkan sifat praktis,
sedangkan topi tukang
sihir berdasarkan sifat
magis.
Nah, semoga dengan
mengetahui latar
belakang ini kamu jadi
bisa memilih dengan lebih
baik dan bermotifasi
dalam menentukan
bagaimana penampilan
(outfit) kamu sebagai
artis nantinya.
Boleh-boleh aja kamu
memainkan peran jadi si
tukang sihir yang jahat
dalam act kamu, kenapa
enggak, namanya juga
peran/lakon. Suka-suka
kamu. Yang penting kan
jalan cerita dan
kesinambungannya
dengan
permainan sulap
kamu. Semua harus
harmonis dan cocok
dengan watak dan sifat
kamu pribadi.