Mengapa Atlet Mudah Cedera? Publikasi: 29/07/2005 09:29 WIB eramuslim - Bila anda penggemar olahraga, pasti sudah mahfum bila membaca berita seorang atlet cedera. Tapi, apakah anda tahu bila penyebab cedera itu bermula dari makanan yang tidak sehat dan kurangnya istirahat? Idealnya, seorang atlet pasti jarang cedera saat sedang berlaga di lapangan. Karena, orang awam pun pasti tahu yang namanya seorang atlet pasti selalu menjaga fisik dan kebugaran tubuhnya sehingga tidak mudah cedera. Namun, kenyataan di lapangan sungguh berbeda, seorang atlet tidak hanya rentan cedera. Bahkan, beberapa pemain bola malah meregang nyawanya saat mereka sedang bertanding. padahal, kondisi fisik mereka sebelum bertanding dinyatakan sehat dan bugar oleh tim medis, serta layak tanding. Sejatinya, untuk menjaga agar fisik pemain tetap bugar tim medis klub harus pandai-pandai menyiasatinya. Para atlet diberikan makanan yang sesuai dengan menu dan tidak boleh menyantap makanan sembarang. Karena, itu bisa mempengaruhi kerja organ tubuh saat berlaga di lapangan. Buat seorang atlet dibutuhkan menu makanan yang memiliki kadar kalori antara 3500-5500 setiap hari. Di samping itu, para atlet harus menyantap makanan tiga kali sehari yang memenuhi empat sehat lima sempurna. Dalam hitungan medis untuk non-atlet,seseorang butuh kalori 24 x berat badan ideal. Sementara untuk atlet 30% lebih banyak. Hanya saja, kadang aturan yang dibuat tim medis acap mendapat kendala, terutama dari kedisiplinan pemain menjaga diet tubuhnya. Problem paling krusial biasanya saat sebuah tim sepakbola menjalani partai tandang. Pasalnya, pihak tempat atlet menginap sering tidak mau diajak kompromi untuk menyiapkan menu sesuai keinginan klub. Kebanyakan hotel menyamakan dengan tamu-tamu lainnya. Menu tidak sehat plus kurangnya waktu istirahat diduga sebagai penyebab meningkatnya emosi dan kelelahan di lapangan. Hal ini dikarenakan kerja darah jadi tak normal dan menganggu kerja saraf otak. Faktor inilah yang membuat kerja otak pemain tidak sesuai dengan energi otot yang dikeluarkan. Contoh yang paling tepat adalah tim besar seperti Real Madrid yang sedang melakukan tour Asia, kendati niat utama dari tour itu hanya mengeruk dolar asia sebesar-besarnya dengan memamerkan para bintang yang dimiliki klub elite Spanyol itu, tapi tidak pelak pemain juga yang menjadi korbannya. Klub sekelas Real Madrid tentu saja sangat memperhatikan kebugaran dan menu makanan bagi para pemainnya dengan ketat. Hotel yang diinapi disodori surat pernyataan yang harus ditandatangani yang isinya sanggup menyediakan seluruh kebutuhan pemain, manajer dan para krew selama menginap. Meski demikian ketatnya, para pemain pun tetap merasa kelelahan yang luar biasa, hal ini disebabkan karena jadwal yang luar biasa padatnya dan isitirahat yang kurang memadai sehingga menyebabkan para pemain loyo saat di lapangan. Dalam kondisi normal, seorang atlet butuh 3500-5500 kalori per hari plus butuh minum tiga sampai empat liter sehari. Meremehkan masalah ini bisa jadi atlet yang bersangkutan terkena dehidrasi, lalu timbul keram dan kejang-kejang yang menjadi salah satu sinyal yang jelas bahwa tubuh kekurangan cairan. Efeknya bisa ke ginjal. Biasanya ditandai dengan air seni berwarna. Ini tentunya sangat berbahaya. Akibat kelelahan dan gizi tidak sehat, cara kerja otak jadi tidak cepat. Atlet rentan jatuh dan berimbas ke cedera-cedera yang diawali dengan benturan dan salah jatuh. Akibatnya, rafture tendon mudan sobek. otot paha dan betis mudah lepas dan menimbulkan cedera hamstring. Pergesekan tulang sendi engkel rentan terjadi, begitu juga dengan robeknya tendon archiles. Semuanya, karena menu yang tidak sehat dan kurangnya istirahat. (to/go)