Olahraga Binaraga Berbahaya Bagi Penderita Diabetes Publikasi: 15/09/2005 09:18 WIB eramuslim - Bagi penderita Diabetus Mellitus atau kencing manis, ternyata tidak semua olahraga bisa mereka lakoni. Olahraga binaraga misalnya, sangat berbahaya bagi diabetisi karena bisa merusak pembuluh darah kecil. Anjuran olahraga bagi penderita kencing manis memang harus sangat diperhatikan, mengingat tidak semua olahraga cocok bagi mereka, meski dari segi fisik, ada beberapa kasus menunjukkan tidak ada perubahan walau mereka positif mengidap diabetes. Tubuh mereka tetap bugar dan atletis. Bahkan, tidak jarang melakukan mereka melakukan latihan yang lebih berat guna membentuk otot-otot di tubuh mereka. Namun, pelatihan yang menguras tenaga, ternyata mempunyai akibat samping yang cukup serius bagi diabetisi, yakni akan mengakibatkan peningkatan atas kerusakan bertahap terhadap pembuluh darah kecil. Laporan yang ditulis di majalah 'Diabetiker Ratgeber', yang diterbitkan di Baierbrunn di dekat Muenchen, Jerman mengungkapkan bahwa penyakit kencing manis mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah kecil, sehingga mempengaruhi terutama pembuluh darah yang lebih kecil atau sangat halus di bagian mata dan ginjal. Sedangkan olahraga binaraga atau latihan yang kelewat berat itu, mencakup peningkatan yang ekstrem dalam waktu singkat terhadap tekanan darah, yang dapat mengakibatkan semakin memburuknya kerusakan semacam itu, menurut seorang ahli seperti dikutip majalah tersebut. Jadi olahraga apa yang terbaik dan aman bagi diabetisi? Sebenarnya, pada prinsipnya, latihan jasmani atau olahraga bagi diabetesi tidak berbeda dengan orang sehat. Latihan jasmani bermanfaat untuk membakar kalori tubuh, sehingga glukosa darah bisa terpakai untuk energi. Dengan demikian, secara otomatis kadar gula darah pun menurun. Olahraga yang tepat dan teratur menjadi peluang alami bagi diabetesi untuk menekan risiko komplikasi dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Berbagai pengalaman menunjukkan bahwa diabetesi yang tidak tergantung pada insulin dapat menjaga keseimbangan kadar gula darah hanya dengan latihan. Tentu saja olahraga harus dilakukan secara rutin dengan proporsi yang tepat. Bahkan, di saat menghadiri pesta mereka bisa menikmati hidangan seperti layaknya orang sehat. Latihan jasmani yang teratur membuat sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik. Artinya, insulin yang ada dapat digunakan secara lebih efektif. Itu sebabnya olahraga menjadi penting dalam upaya menjaga kadar glukosa darah. Meski demikian, agar proporsi dan jenis latihan selalu diperhatikan untuk mencegah risiko hipoglikemia (kadar gula menurun drastis). Sedangkan olahraga yang cocok seperti; jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, bersepeda, tenis, tenis meja, dan golf. Proporsi latihan yang efektif dan aman bagi diabetesi menganut prinsip Continuous, Rhythmic, Interval, Progressive, Endurance (CRIPE). Continuous artinya latihan harus berkesinambungan dan dilakukan terus-menerus atau tanpa henti. Bila memilih joging 30 menit, para diabetesi harus melakukannya selama 30 menit tanpa istirahat. Rhythmic artinya latihan yang berirama, sehingga otot-otot akan berkontraksi dan berileksasi secara teratur. Jalan kaki, joging, berlari, berenang, dan bersepeda memiliki irama yang baik. Sebaliknya, olahraga golf, tenis, atau bulutangkis tidak memenuhi syarat ini karena banyak berhenti. Namun, jenis olahraga tersebut tetap bermanfaat untuk dilakukan sebagai selingan. Interval artinya latihan dilakukan selang-seling antara gerakan cepat dan lambat. Contohnya, jalan cepat diselingi jalan lambat, joging diselingi jalan, dan lainnya. Progressive artinya latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan, sedang, hingga mencapai 30-60 menit. Endurance adalah latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan pernapasan. Jalan santai maupun cepat, joging, berenang, dan bersepeda merupakan contoh yang baik untuk melatih daya tahan. Latihan tersebut minimal dilakukan 3 hari seminggu. Dua hari lainnya dapat digunakan untuk olahraga hobi seperti, golf, tenis, dan lainnya. Selain olahraga tadi, latihan yoga juga cukup efektif untuk membantu menjaga kualitas fisik diabetesi karena dapat merangsang kerja kelenjar pankreas. Seperti melakukan latihan jasmani lainnya, yoga juga memerlukan kesabaran dan keteraturan untuk mendapatkan manfaat maksimal. Yoga merupakan pilihan aman dan cukup efektif bagi diabetesi untuk mengatur kadar gula darah dan merangsang sel penghasil insulin di kelenjar pankreas, Diabetes dikatakan terkendali baik jika gula darah puasa 80-109 mg/dl, dua jam setelah makan 110-159 mg/dl atau HbA1c 4-5,9 persen. Kadar lemak dikatakan terkontrol baik jika kolesterol total di bawah 200 mg/dl, LDL di bawah 130, HDL di atas 45, serta trigliserida di bawah 200 mg/dl. Terkontrolnya berat badan dan kadar gula darah merupakan ukuran nyata keberhasilan latihan jasmani. Selain menentukan jenis dan proporsi latihan, diabetesi juga perlu memperhatikan beberapa hal untuk menekan risiko hipoglikemia dan gangguan lainnya selama menjalankan latihan. (to/berbagai sumber)