Olahraga Sangat Baik untuk Pembentukan Tulang Oleh: 19/10/2005 08:50 WIB eramuslim - Banyak orang awan lebih suka minum susu ketimbang olahraga untuk memperkuat tulang. Padahal faktanya olahraga jauh lebih baik dalam membentuk tulang sehat dan kuat, sehingga terhindar dari penyakit keropos tulang. Mungkin karena terbius oleh iklan-iklan susu yang menjanjikan tulang kuat membuat orang lebih suka mengkonsumsi susu daripada olahraga. Susu, dikatakan sumber terbaik penghasil kalsium yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tulang. Namun, menurut penelitian baru, olahraga ternyata bekerja jauh lebih baik dibanding kalsium dalam hal pembentukan tulang yang sehat dan kuat. Karena itu, aktifitas fisik lebih utama ketimbang minum susu guna menghindari berbagai penyakit tulang, termasuk osteoporosis. Penemuan ini dikemukakan oleh Tom Lloyd. PhD, seorang epidemiologist di Penn State University College of Medicine dalam sebuah laporannya yang dimuat dalam Journal of Pediatrics terbaru. Walaupun konsumsi kalsium sering dianggap sebagai faktor paling penting bagi kesehatan tulang, penelitian ini mengemukakan bahwa olahraga adalah gaya hidup yang sangat dominan dalam menentukan kekuatan tulang pada remaja. Penelitian menunjukan, tulang mengalami perkembangan antara umur 13 dan 15 dan mulai menurun akibat faktor usia dan osteoporosis dalam empat dekade terakhir. Karena itu, penting bagi seorang remaja mengoptimalkan proses pembentukan tulang selama dewasa sebagai bagian perlindungan terhadap osteoporosis. Penelitian ini dilakukan pada 80 remaja putri yang berumur 12 tahun. Selama 10 tahun, kekuatan tulang mereka dilacak setiap tahun melalui scan dual energy X-ray absorptiometry (DEXA) pada tulang paha. Hasilnya ditemukan konsumsi kalsium tidak memiliki efek signifikan pada kekuatan tulang sedangkan olahraga memiliki perubahan besar yaitu meningkatkan densitas mineral tulang paha sekitar 3-5 %. Dalam penelitian lain, ditemukan bahwa wanita lebih rentan terhadap penyakit keropos tulang atau osteoporosis ketimbang kaum pria.Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria memiliki kecenderungan menderita osteoporosis. Penyakit ini ditandai dengan berkurangnya massa dan mineral tulang, sehingga menyebabkan kondisi tulang menjadi rapuh, keropos dan mudah patah. Penyebabnya, selain kurang aktivitas fisik atu olahraga, juga penderita terbiasa mengkonsumsi alkohol dan merokok. Serta asupan kalsium yang rendah. Kebutuhan tubuh akan kalsium setiap hari menurut standar internasional antara 1000-1200mg mg kalsium. Tidak heran, bila Tom Lloyd mengingatkan untuk terus menerus meningkatkan kegiatan fisik supaya kepadatan tulang meningkat. Kurangnya aktivitas fisik sejak anak-anak hingga dewasa menyebabkan kepadatan tulang yang rendah hingga kerapuhan tulang meningkat. Kejadian ini dapat dicegah dengan melakukan latihan fisik yang baik, benar, teratur dan terukur, serta diet seimbang. Jika sudah terkena osteoporosis, maka latihan fisik yang baik, benar, teratur dan terukur berperan untuk rehabilitasi dan pencegahan fraktur. Menurut Tom, pertambahan massa tulang terutama terjadi pada anak-anak sampai usia 30 tahun. Tulang punggung mencapai puncak massa tulangnya pada usia 20 tahun. Sedangkan tulang panjang (tungkai) lebih lambat. Bila seseorang tidak aktif bergerak, maka kepadatan tulang akan berkurang, sebaliknya bila tetap aktif, maka kepadatan tulang akan bertambah sampai usia tertentu, serta dapat dipertahankan selama mungkin. Anak-anak yang melakukan aktivitas fisik selama 40 menit sehari, mempunyai kepadatan tulang yang lebih banyak dibandingkan anak-anak yang kurang aktif. Penelitian lain menunjukkan bahwa kelompok wanita usia reproduktif 20-35 tahun yang sebelumnya tidak berlatih fisik rutin, dapat meningkatkan kepadatan tulang setelah melakukan senam aerobik rutin selama 3 bulan. Bahkan hasil penelitian di China menyimpulkan bahwa dengan mengikuti pelatihan fisik tai chi selama enam bulan, dapat menurunkan risiko jatuh sebanyak 70% pada kelompok usia 70 tahun ke atas. Saat ini perempuan berusia 50 tahun mempunyai risiko 40% menderita patah tulang karena osteoporosis di kemudian hari. Karena itu, deteksi dini dan tindakan pencegahan dini penting untuk mencegah terjadinya patah tulang akibat kerapuhan tulang. Sedangkan penelitian pada perempuan menopause memperlihatkan latihan fisik dapat meningkatkan kepadatan tulang serta mengurangi risiko jatuh karena latihan fisik akan meningkatkan kekuatan otot serta keseimbangan tubuh. Tapi, latihan fisik untuk penderita osteoporosis berbeda dengan mereka yang sehat. Tidak boleh ada benturan yang keras pada latihan bagi penderita. Juga ada beberapa gerakan yang tak boleh dilakukan. Latihan yang dianjurkan adalah semua aktivitas fisik yang dilakukan dalam posisi tegak, sehingga kerangka tubuh menunjang berat badan terhadap gaya grativasi bumi, misalnya jalan kaki, jogging, lari dan senam aerobik, yang dimulai dengan intensitas ringan sesuai kemampuan. Selain itu juga ditambah latihan dengan beban yang dapat menambah kekuatan otot, maupun densitas tulang lokal pada lokasi yang digerakkan. Dosis latihan fisiknya harus tepat dan individual karena bila terlalu ringan kurang bermanfaat. Jika bila terlalu berat dapat menimbulkan cedera sampai patah tulang. Osteoporosis dapat diobati, tapi keadaan tulangnya tidak bisa dikembalikan ke keadaan semula. (to/webmd)