Hati-Hati, Sulit Tidur Bisa Akibatkan Stroke Publikasi: 25/02/2005 09:14 WIB eramuslim - Sulit tidur tidak sama dengan begadang, walau keduanya sama-sama terjaga di malam hari. Tapi, jangan sekali-kali menganggap remeh masalah sulit tidur. Karena, gangguan tidur berpotensi menyebabkan stroke yang berujung pada kematian. Menurut Dr Olga Parra yang melakukan penelitian bersama tim peneliti dari University Hospital Barcelona, Spanyol, kesulitan tidur atau 'sleep apnea' bisa berdampak pada naiknya resiko stroke yang mengakibatkan kematian. Kesulitan selama tidur kemungkinan disebabkan oleh adanya gangguan secara berkala saat mengambil nafas. Ini bisa menjadi resiko baru sebuah kematian yang disebabkan oleh stroke. Kesulitan untuk tidur diperkirakan dialami hampir 20% orang dan setidaknya gangguan pernafasan itu mengalami masa interval 10 detik atau lebih yang bisa dialami selama 300 kali dalam semalam. Dalam penelitiannya, Dr Olga Parra melibatkan 161 pasien penderita stroke untuk melihat hubungan antara resiko stroke dengan gangguan tidur. "Penelitian kami merupakan kali pertama yang menyebut adanya hubungan antara gangguan tidur dan stroke yang bisa menimbulkan kematian," ujarnya. Hubungan itu sangat jelas dimana gangguan tidur merupakan gangguan pernafasan selama tidur karena terhambatnya aliran udara yang masuk ke dalam paru-paru. Dr Olga Parra mulai melakukan monitoring atas penderita stroke setelah pihak rumah sakit mendapati kenyataan adanya pasien yang mengalami stroke setelah mengalami gangguan selama tidur. Selama hampir 30 bulan melakukan penelitian, Dr Olga Parra menghadapi kenyataan bahwa 22 dari 161 pasien meninggal dunia. Setengah dari 22 pasien itu mengalami serangan stroke tahap kedua. Pasien yang paling tinggi dari 161 pasien itu adalah penderita sulit tidur dan menduduki resiko paling tinggi mengalami stroke. Demikian kesimpulan tim pimpinan Dr Olga Parra yang dipublikasikan oleh the European Respiratory Journal. Stroke merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian dan terjadi jika aliran darah ke otak mengalami hambatan. Karena mengalami hambatan maka aliran oksigen tidak bisa mengalir ke otak. Menurut WHO di tahun 2002 silam diperkirakan 5.5 juta orang meninggal diseluruh dunia karena stroke. Mengomentari hasil penelitian Dr Olga Parra itu, Ludger Grote dari Sahlgrenska Hospital, Swedia, mengatakan penelitian itu membuat orang makin memahami peran gangguan tidur pada pasien penderita stroke. "Studi Dr Olga Parra memperjelas potensi gangguan tidur pada penderita stroke. Hal itu bisa menjadi sebuah pertimbangan untuk melihat implikasi untuk melakukan manajemen stroke." Ujar Grote. Kini Dr Olga Parra akan menyebarluaskan hasil studi mereka ke pusat rehabilitasi 'sleep apnea' di seluruh Spanyol untuk mengurangi angka kematian akibat stroke. Lima tahun kedepan Dr Olga Parra berharap bisa dimunculkan hasil studi yang baru. Terapi yang dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan tidur ini, umumnya para dokter memberikan pil penenang agar si pasien bisa tidur dan semua syaraf dan organ tubuhnya agar bisa istirahat. Namun, cara pemberian pil tidak bisa dilakukan terus menerus guna menghindari ketergantingan terhadap obat. Cara lainnya, si pasien dianjurkan untuk tidak melakukan tidur siap dan diharapkan bisa melakukan aktifitas apa saja yang membuat tubuh menjadi bergerak atau lelah. Kemudian, pada malam harinya, bagi yang gemar membaca dianjurkan untuk membaca dan mendengar musik bagi yang tidak suka membaca. Cara ini, digunakan agar seluruh sistem syaraf dan organ dalam tubuh telah bekerja keras dri pagi hingga malam, dan mencapai puncak keletihan pada malam harinya yang bisa menyebabkan ia akan tertidur. Namun, para dokter umumnya menganjurkan pasiennya untuk konsultasi kepada psikiater, jika cara yang di atas tidak berhasil, untuk meringankan beban pikiran dan perasaan yang mungkin menggayut seseorang sehingga menyebabkan terus berpikir hingga waktu tidur. Stres, memang dianggap salah satu penyebab terbesar seseorang mengalami gangguan tidur. Karena itu, seyogyanya diselesaikan dulu akar stres tersebut dengan bantuan para ahli agar masalah gangguan tidur bisa teratasi dengan baik. (to/mh/kpl)